Wednesday, May 30, 2007

“Pertinggal”

Ndam-ndam-ndam-ndam...
Gendam... ndham-ndam-ndam!
Pu-pu-pu-pu...
Tipu... pu-pu-pu!

Gendam tipu jahaman si penyaji kata-kata

Kata-kata ditebar, ditancap
Ditanam-tanamkan di sembarang tempat

Di empang, dia tak tumbuh
Di sawah, dia tak tumbuh
Di ladang, dia tak tumbuh
Di jalan-jalan, dia tak tumbuh
Di gunung, dia tak tumbuh
Di hutan, dia tak tumbuh
Di laut, dia tak tumbuh
Di sungai, dia tak tumbuh
Di pabrik, dia tak tumbuh
Di kota, dia tak tumbuh
Di desa, dia tak tumbuh
Di halaman, dia tak tumbuh
Di kebun, dia tak tumbuh
Di taman, dia tak tumbuh
Di rumah, dia tak tumbuh
Di sekolah, dia tak tumbuh
Di tempat ibadah, dia tak tumbuh
Di mata, dia tak tumbuh
Di telinga, dia tak tumbuh
Di hidung, dia tak tumbuh
Di mulut, dia tak tumbuh
Di kepala, dia tak tumbuh
Di dada, dia tak tumbuh
Di perut, dia tak tumbuh
Di kaki, dia tak tumbuh
Di tangan, dia tak tumbuh
Di mana, dia tak tumbuh
Di sana, dia tak tumbuh
Di situ, dia tak tumbuh
Di sini, dia juga tak tumbuh

Kata-kata hanya ditumpuk tanpa sisa
Dipesankan:
“Nak, simpankan walau kau bilang ini sampah
Catatkan, nanti ini juga menjadi sejarah.”



Jakarta, April 2006

No comments: