masihkah kau, berdendang dan menari
dalam lagu dan irama musik dzikir yang sepi
engkau seperti tidak lagi mendengar
tegur-sapa pun tak pernah kau jawab
dzikir,
dzikir yang dulu lekat di bibirmu itu
kulumlah lumat dan telanlah
telanlah dzikir sampai kedalaman perut dan cernalah
hingga baur ia terusung oleh segenap aliran darah
menyelami kedalaman hati
menapaki pikiran
mengurai kata-kata
sujud
angkat,
tinggikan ia menembus ubun-ubun
terbangi langit-langit karomah
peluklah rembulan,
petiklah bintang
hiaskan matahari pada pagi dan siang nanti
sepi malam ini apakah telah menegurmu
sampai
sapaanmu menghampiriku
wahai, engkau
yang terlalu dalam tenggelamkan diri di jerit malam
hentilah menyayat ruh, jiwa dan raga diri
Jakarta, 24 Agustus 2004
Saturday, May 26, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment