Wednesday, August 13, 2008

“Di Lelang Waktu Kota Jakarta”

Rekan kerja kita, laki-laki muda
Kegembiraannya, ceria menyenangkan
Tanpa pretensi, candanya berapi-api
Sekejap lewat, terselip dikerumunan belanja
“Aku mencarinya,” begitu ceritamu
Mereka menjawab, anak ibu baru saja berlalu

“Ah, anakku?”

Ia lahir di delapan enam,
Remajanya sudah lewat tanjak
Menakik pohon kehidupan
Mereka bilang, anak ibu…

“Ah, aku sudah tua”
bukankah kau selalu bilang dirimu masih muda belia?
“Ya… Bukan begitu… Maksudku…”
Memang (…?!)
“Aku masih muda”

Ehm, senyum mengulum tahun…
Masih muda, lo…
Tujuhbelas saja lewatnya

Di samping rumah sekejap waktu berhenti
Kau turun dijilat tangga, ditelan teras dan dilahap rumah
Aku,
Meneruskan sisa waktu: Mengunyah malam, mencerna siang


Watugunung
Jakarta di Rajasa Tiga, 13 Agustus 2008