tarian senggama kupu-kupu di pucuk harum bunga
bersimbah madu keringat birahi
serbuk sari menikami putik menganyam generasi
lahaplah ranum buahku, sehingga
lapar di perut, hati dan pikiran anakmu terbalaskan
tanamkan bijiku pada kedalaman perut bumi, sehingga
tumbuh batangnya menguat, rebak akar-akarnya
menyangga tegak hidupmu seketurunan
jadikan tidurmu tak lagi dihantui kelaliman
tarian senggama kupu-kupu menetasi telur, dan
serambat ulat meretas daun
tidakkah lebih pantas kau gelisahkan
rayap-rayapan yang meretas tanah dan hidup seketurunanmu
ulat-ulat kekuasaan para pemodal dan kompradornya
mereka tak hendak meniduri alam sebagai diperbuat
ulat pada usia berkepompong untuk menafasi
birahi bunga-bunga dalam tari senggama kupu-kupu
bersatulah engkau sekalian alam,
iringi mereka dengan irama musik perubahan
seruanku padamu wahai saudara-saudaraku
“demi sang waktu, rebut kedaulatanmu!”
Jakarta, Selasa Kliwon _ 27 Juli 2004
Saturday, May 26, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment