Saturday, May 26, 2007

Jawat Ku Jawat

wahai, yang sedang memulung awan
kaislah kebenaran serakus kelaparan
tilasi aku dengan segunung puisimu dulu
kemana
dimana
(demikian, kau menjawat aku)

saudaraku
bagaimana hendak dilahapi mulut,
hati, pikiran dan jiwa dengan kebenaran
sebab
setiap kita hampir menyatakan
langit gelap oleh mendung tebal
tak tampak matahari, rembulan dan bintang
kiblat pun hanya dikira-kira
ditetapkan sebagai kata orang yang seolah telah dulu
seolah lebih tahu
maka
kenapa kita menanya soal syair dan puisi
bukankah ia telah menghablur
dalam setiap tarikan nafas,
aliran darah
dan getar hidup
tangkaplah
jangan kau lepas sekejap pun
syair dan puisi dalam nafas, ruh, jiwa
hati, pikiran dan laku hidupmu
tidak kah kau ingat
wahai, saudaraku
semesta digelar pada alam kewadagan dan kejiwaanmu
itu kau membaca
itulah semua ayat-ayatKu
sungguh
telah kutapak dan tanamkan syair dan puisi
pada setiap bilik nafas, darah, detak
hati, jiwa dan pikiranmu
apakah engkau mulai melupakan
sehingga harus menanya lagi



Jakarta, 03.08.04

No comments: