Masih juga semua asyik dengan keributan, walau sesungguhnya
telah tuntas kelelahan mengguyur sekujur badan.
Perdebatan memang telah menjadi candu, sehingga
tidak lagi harus bertanya tentang simpul-simpul yang hendak dipertautkan.
Timpakan kata-kata pada segenap muka, maka
tombak percakapan yang menusuk tembus ulu hati
tidak akan pernah dirasakan.
Kencinglah dimulut kita masing-masing, sebab
tahi pun tuntas dilalap habis.
Ujung laras senapan yang ditanamkan pada jidat tidak lagi mampu menyalak. Jangankan peluru, anginpun tidak lagi mengisi.
Dikayuhkan ia sebagai dayung untuk berperahu menjala kakap.
Seekor teri pun tiada di dapat.
Dicangkulkan ia untuk menanam sebonggol ketela.
Tidak serambut akarpun sedia tumbuh.
Buku harian selalu ditulis oleh semuanya, namun
sepatah kata berita pun selalu luput dari tangkapan.
Kemarin pucuk pinus di puncak bukit telah dirangkai dengan
pucuk kelapa di ngarai dan ujung tiang utama perahu layar di lautan
oleh seleret pijaran halilintar.
Disuguhkan ia sebagai kalungan bunga rampai untuk
menyambut tamu yang sudah pasti datangnya,
namun tidak jelas maksudnya.
Mungkin tamu itu sengaja datang hanya agar disambut dan menerima
kalungan bunga rampai berisi gunung, hutan, lautan,
pertanian, industri, dan tambang.
Kawan, masihkah engkau pulas dalam nyenyak tidurmu?
Demi waktu
Bangun,
Kejar dan
Rebutlah kanak-kanak
Mereka, terikat pada lehernya tali-tali dan tergiring ke pasar
Tamu-tamu itu telah merampasnya sebagai upah gadai!
Kediri - Mojokerto, Juni 2000 - Juni2004
Saturday, May 26, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment