Friday, March 26, 2010

Pidato Kebudayaan: “Rebut Kedaulatan, Tegakkan Kepribadian Bangsa dan Jiwa Rakyat Merdeka”

Merdeka!

1. Kebudayaan adalah kenyataan dasar yang melekat dalam harkat dan martabat kemanusiaan pada diri manusia orang per orang, masyarakat dan bangsa. Ini menyangkut perkembangan hidup, hubungan, pergaulan, pengalaman, sikap cerdas dan ekspresi kreatif manusia secara material dan spiritual dengan lingkungan sosial, alam dan KesemestaanNya Yang Tanpa Batas, Tuhan Seru Sekalian Alam, Allah Subhanahu wa ta’alla, Sang Hyang Widi Wasesa.

2. Indonesia dengan keberagaman kondisi masyarakat dan alam kepulauan memiliki keberagaman kebudayaan. Ini tampak mewujud pada keberagaman bahasa, adat-istiadat, sikap, karakter, perilaku, seni-budaya dan sebagainya. Inilah berkah dan rahmad Allah Swt Yang Rohman dan Rohim, Tuhan Yang Maha Kuasa.

3. Memahami keberagaman antar masyarakat dan suku bangsa. Mendalami semangat sumpah pemuda, bahwa: Kita satu bangsa, Bangsa Indonesia; Kita satu tanah air, Tanah Air Indonesia; Kita menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Artinya, sebagai kesatuan nasional Bangsa Indonesia dan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kita bersama tegak menghormati perbedaan-perbedaan. Kita terima keberagaman dan kebhinekaan sebagai ruh, jiwa, semangat dan kekayaan bersama sebagai Kita Bangsa Indonesia, Kita Tanah Air Indonesia, dan Kita Bahasa Indonesia.

4. Penegakan, Penghormatan dan Pengakuan akan keberagaman dan kebhinekaan, inilah ruh, jiwa, fundamen dan sumbernya Kedaulatan Rakyat! Ruh, jiwa, fundamen dan sumbernya Demokrasi Kita: ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan/ Perwakilan.” Demokrasi yang di dalamnya mengalir kesadaran keinsan-kamilan Bangsa Indonesia yang berdaulat berdasarkan nilai-nilai keimanan pada Ketuhanan Yang Maha Esa; Demokrasi yang menjunjung tinggi dan menjaga kukuhnya nilai-nilai, harkat dan martabat Kemanusiaan yang adil dan beradab; Demokrasi yang dilandasi semangat dan tekat kebangsanaan untuk selalu mengutamakan, menjaga dan mengamankan Persatuan Indonesia; Demokrasi yang dijalankan, disemangati dan selalu nilai dasar Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

5. Demokrasi dalam wilayah keberagaman Indonesia yang penuh berkah dan rahmad Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhanahu Wa Ta’alla ini, adalah seperti perumpamaan dalam penjumlahan bilangan pecahan. Dalam penjumlahan bilangan pecahan yang diajarkan dalam pelajaran anak-anak sejak di Sekolah Dasar, dikatakan: SAMAKAN PENYEBUTNYA DAN SESUAIKAN PEMBILANGNYA, MAKA BILANGAN PECAHAN BARU DAPAT DIJUMLAHKAN. SATU PER DUA ditambah DUA PER LIMA, PASTI BUKAN SAMA DENGAN TIGA PER TUJUH. SALAH! YANG BENAR: LIMA PER SEPULUH ditambah EMPAT PER SEPULUH, KETEMUNYA SEMBILAN PER SEPULUH. INI BARU BENAR! ANGKA PEMBAGI ATAU PENYEBUT DISAMAKAN, ANGKA DIBAGI ATAU PEMBILANG DISESUAIKAN. Persamaan dalam berhitung bilangan pecahan ini, adalah juga berarti mencipta dan mengandungi unsur-unsur baru. Karena inilah pecahan dapat dikerjakan penjumlahannya. Karena itulah kerja dapat dijalankan. Sebab itulah kemajuan dicapai dan hasil bersama dapat diperoleh.

6. Indonesia yang berpulau-pulau, bersuku-suku, beragam keturunan, beragam keadaan sosial, budaya, agama, kepercayaan, aliran dan organisasi politik, pekerjaan dan penghidupan dan sebagainya. Indonesia itulah penyebut dan sebutan kita: Bangsa, Tanah Air, Persatuan dan kemudian Negara Kita. Semua yang beragam itu, itulah pembilang-pembilang kita: semua dari Merauke sampai Sabang, dari Rote sampai Miyangas, dari pucuk gunung sampai dasar lautan, dari pelosok sampai perkotaan, dari rakyat kecil dan yang paling kecil sampai rakyat pengusaha kaya-raya maupun pejabat yang paling berkuasa (berwenang). .. mereka semua itulah pembilang-pembilang ... para pembilang. Demi dan menuju Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera dalam persatuan dan kesatuan Indonesia, maka semua pembilang harus disesuaikan. Tidak boleh ada dan tidak boleh terjadi, pembilang yang satu disesuaikan sampai-sampai melebihi besarannya, sedang pembilang yang lain didiamkan dan malah dikecilkan. TIDAK! ITU TIDAK ADIL! ITU TIDAK AKAN MEMBAWA INDONESIA PADA KERJA PEMBANGUNAN YANG SEBENARNYA. ITU TIDAK AKAN MEMBAWA PADA PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN. ITU TIDAK AKAN MEMBAWA HASIL BAGI SELURUH RAKYAT, TUMPAH DARAH DAN TANAH AIR INDONESIA!

7. Lalu bagaimana? Distribusi dan keadilan harus dilakukan demi kemajuan kesejahteraan dan kemakmuran yang adil dan beradab. Caranya? GOTONG-ROYONG! TENGGANG RASA, SALING BANTU, DUKUNGAN DAN TANGGUNG-JAWAB BERSAMA. Rakyat yang sudah kuat dan sangat kuat kemampuannya harus bersedia, sanggup dan bertanggungjawab untuk membuka ruang, peluang dan kesempatan pada mereka yang masih lemah dan berkekurangan untuk mencapai kemajuan. Pengusaha melakukan investasi dan kerja manajemen usaha secara baik, benar dan produktif. Membuka lapangan kerja dan usaha bagi sesama rakyat Indonesia. Pemerintah menjalankan mandat rakyat dan amanah pendirian Negara Kesatuan Repulik Indonesia, yakni... ” ... melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial...” Daerah-daerah yang terlambat kemajuan perkembangan dan kesejahteraannya harus didorong dan diberikan kesempatan lebih, sehingga mampu mencapai perkembangan kemajuan seperti daerah lain yang lebih awal mencapainya.

8. Dalam khasanah Indonesia yang beragam budaya dan berkebhinekaan. .. tercapailah kebersamaan dan kesatuan, ke-tunggal-ika- an. Bhineka Tunggal Ika, Berbeda-beda Tetap Satu Jua! Mari seluruh rakyat bersatu dan ber-Gotong Royong merebut kedaulatan bersama. Kita tegakkan kedaulatan rakyat, kedaulatan bangsa dan kedaulatan negara merdeka. Kepada saudara-saudara sesama rakyat, kita saling dukung, saling melindungi. Mari rebut ruang kedaulatan! Dobrak gerbang kemajuan! Rakyat bekerja, rakyat berusaha, rakyat berjuang demi harkat dan martabat kemanusiaan yang adil dan beradab. Yang kuat pastilah memiliki beban tanggungjawab lebih besar. Kepada saudara-saudara sesama rakyat yang telah berkemampuan dan memiliki kekuatan, kita bergotong-royong dan saling dukung untuk mencapai perkembangan kemajuan bersama secara berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat berdasarkan nilai-nilai Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila dan UUD 1945. Inilah dasar kepribadian bersama dalam kebudayaan.


Nelayan, Buruh dan Petani
Mari kerja tingkatkan produksi
Itulah dasar berdikari
Majulah terus jangan berhenti

Rebut kedaulatan, tegakkan kepribadian bangsa dan jiwa rakyat merdeka! Hidup Rakyat! Hidup Indonesia!

 Merdeka!

Jakarta, 18 Juni 2009
Ripana Puntarasa
(Majelis Guru Perguruan Rakyat Merdeka)


No comments: