Sunday, October 11, 2009

“Jejak Nafas”

Hari ini
sesore ini
bagaimana mendapatkan jejak nafas yang telah dihirup dan hembuskan
sehat dan penuh gairah hidup dengan keyakinan HIDUP
sungguh mashur alam raya dan kesemestaanNYA
Hyang Robbil’alamin

Oooo... ruang sempit dan kediaman sepi nan melonggar
tengadahkan tegak tunduk tafakur menjilati langit-langit karomah
menyiangi rusuh badan dari dekil-dekil yang mendaki
bukan karena debu-debu dan caci-maki perjalanan
namun sesak yang menafas desak pada setiap urat, nadi, daging, darah, tulang,
sekujur isi dan wujud kewadagan 

Jengah-lelah tidak untuk disebut kata
dari tengadah tegak, tunduk tafakur menjilati langit-langit karomah
kota-kota telah melumpur gembur tanpa daya menyangga sarat
sedang desa-desa, gunung, lembah, ngarai dan lautan yang ditali anak-anak sungai
memucat pasi
dayanya telah dirampas siapa-siapa
diselip pinggirkan dimana-mana

Setangkai sirih yang tersisa
sebutir biji pinang yang tercecer
biarkan tumbuh
sempatkan nanti menginang bersama

(sekapur sirih dan pinang yang disajikan
agar kita terus mengurai dan menguntai
laku-kerja dan do’a-karya)

Watugunung,
(Kebra-Jaksel Juni-Oktober 2009)



No comments: