telung ratri tan ana kang sabawa
sumiliring angin rendhet gojag-gajeg
lampahipun tan ajeg
mitraku, sun atur panyaru
paran-para dunungira saneki
melintas sekejap dan bertegur-sapalah
sedikit salam dan senyum
cukuplah mengharumkan dan menggugah
sepi ini memang tidak membunuhku
ia telah membekap waktu menjadi beku
hangat itu selalu ditunggu hadirnya
rahayu wilujeng mugya tansah kaslira
salam
Watugunung,
(Jakarta, Juni 2009)
No comments:
Post a Comment